Evaluasi Proyek dan Analisis Risiko

Suatu hari nanti Anda mungkin ingin memulai bisnis Anda sendiri. Tetapi memulai bisnis baru adalah investasi yang sangat berisiko. Sekitar 40 persen bisnis baru menutup pintu perusahaan mereka selama tahun pertama, dan hanya sekitar satu dari lima yang bertahan lebih dari lima tahun.

Hal ini sebagian disebabkan karena pengusaha khususnya pengusaha pemula cenderung sangat optimis dan kurang menekankan pada evaluasi risiko usaha baru mereka. Namun, mereka tentunya dapat menghindari kesalahan ini dengan menggunakan prinsip-prinsip keuangan. Sebagaimana yang akan Anda pelajari pada bagian ini, ada beberapa cara untuk memprediksi dan menganalisa dampak yang mungkin terhadap proyek baru yang sedang dipertimbangkan.

Penilaian risiko sangat penting bagi pengusaha dan cukup banyak bidang keilmuan yang mempelajari hal tersebut. Spesialis yang menekuni hal ini disebut sering disebut sebagai analis keputusan yang mempelajari pengambilan keputusan pada kondisi ketidakpastian dengan memodelkan dampak yang mungkin terjadi. Departemen Manajemen di Sekolah Bisnis dan Departemen Teknik Industri juga mempelajari bidang ini.

Bidang Pemasaran dan Ekonomi tentu saja memainkan peranan yang penting dalam mengevaluasi usaha baru karena pengusaha membutuhkan peramalan atas penjualan pada berbagai skenario yang dapat menjelaskan kemungkinan keadaan ekonomi di masa yang akan datang. Disamping itu pengetahuan tentang akuntansi biaya dan manajemen operasi adalah sangat penting untuk menganalisa risiko karena pengusaha membutuhkan evaluasi biaya produksi pada berbagai keadaan di masa depan.

Estimasi atas NPV Proyek berdasarkan atas estimasi arus kas masa depan. Namun, arus kas masa depan yang terjadi sebenarnya hampir pasti tidak sama dengan estimasi. Oleh karena itu, sangat membantu ketika kita mengeksplorasi karakateristik risiko dari proyek yang akan kita kerjakan agar supaya kita bisa mengelola lebih baik proyek tersebut jika kita dapat menerima paparan risiko yang ada.

Analisa sensitivitas digunakan untuk memodelkan pengaruh perubahan variabel input pada variabel output, seperti laba bersih atau arus kas bebas. Seringkali sangat membantu ketika kita membangun serangkaian analisis sensitivitas untuk mendapatkan pemahaman terhadap variabel input apa saja yang memiliki pengaruh yang signifikan pada output (sebagai contoh laba bersih).

Representasi kuantitatif dari keseluruhan aktivitas operasi perusahaan masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang. Representasi kuantitatif ini menggunakan akuntansi yang merupakan bahasa bisnis.